BAHAN
PELEDAK
A.
Pengertian
Bahan peledak (explosives) adalah
bahan/zat yang berbentuk cair, padat,
gas atau campurannya yang apabila dikenai suatu
aksi berupa panas, benturan, gesekan akan berubah secara kimiawi menjadi zat-zat lain yang lebih stabil,
yang sebagian besar atau seluruhnya
berbentuk gas dan perubahan tersebut
berlangsung dalam waktu yang amat singkat, disertai efek panas dan tekanan yang sangat tinggi.
B.
Komposisi
Kimia Bahan Peledak
Berdasarkan komposisi kimia, bahan
peledak dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1) Senyawa
tunggal terdiri dari satu macam senyawa saja yang sudah merupakan bahan
peledak. Senyawa tunggal ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :
(1)
Senyawa an-organik misalnya : PbN6, Amonium nitrat.
(2) Senyawa
organik misalnya : Nitrogliserin, Trinitrotoluena dan lain-lain.
2) Campuran
yang merupakan penggabungan dari berbagai macam senyawa tunggal. Misalnya :
dinamit, black powder, ANFO, dan lain-lain.
C.
Jenis-jenis
Peledak
Ledakan merupakan reaksi kimia yang
merambat dari satu titik ke titik lain dalam massa bahan peledak tersebut.
Berdasarkan kecepatan rambat tersebut bahan peledak dibagi menjadi :
a) Bahan
peledak rendah (Low explosives). Kecepatan rambat reaksinya rendah (umumnya
dibawah 1.000 m/detik), umumnya digunakan sebagai bahan pendorong atau
propelan. Misalnya : black powder (sumbu api), propelan (single base, double
base).
b) Bahan
peledak tinggi (High Explosives) yang terdiri dari :
·
Bahan peledak non initial
·
Bahan peledak penghantar
·
Bahan peledak penghancur
·
Bahan peledak initial. Misalnya: Mercury
fuminate, Tetrazene, Diazodiaminophenol.
D.
Kepekaan
Ledakan
1. Peledak
pertama, Peledak inisiasi yaitu bahan peledak yang mudah meledak dengan adanya
api, benturan, gesekan dan semacamnya. Misalnya : PbN6, Hg(ONC)2, C6H2N4O5 dan
lain-lain. Bahan ini biasanya digunakan sebagai muatan primer dalam pemicu.
2. Peledak
kedua, Peledak non inisiasi yaitu bahan peledak
yang hanya meledak bila telah dipicu oleh peledak pertama.
E.
Permissible
explosive
Khusus untuk tambang batubara
bawah tanah. Untuk menghindari ledakan dari gas metan (CH4) dan debu akibat
aktifitas peledakan
Ciri-Ciri:
- Temperatur
peledakan rendah
- Volume gas
sedikit dan tidak beracun
- Penyalaan
singkat
Contoh: Nitroglyserin, Straight dynamite,
Amonium dynamite
F.
Propelan
Propelan merupakan suatu bahan
bakar yang proses pembakarannya tidak memerlukan udara (oksigen), karena
kebutuhan oksigen yang diperlukan untuk proses pembakaran telah terkandung
dalam Propelan itu sendiri.
1. Berdasarkan
fasa propelan dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu :
a. Propelan
padat terdiri dari : dasar tunggal (single base), dasar ganda (double base) dan komposisi.
b. Propelan
cair dapat dibedakan menjadi monopropelan dan bipropelan. Monopropelan artinya
dalam propelan tersebut telah mengandung unsur utama dalam tiap
molekulnya.Bipropelan berarti bahan bakar dan oksidator terpisah dan baru akan
tercampur di dalam ruang bakar.
2. Berdasarkan
sifat campurannya, propelan padat dapat menjadi dua macam, yaitu:
a. Tipe
propelan padat homogen, yaitu propelan padat dengan nitroselulosa sebagai bahan dasar dalam komposisinya dan
bahan lain yang pada umumnya berupa senyawa organik.
1) Disebut
single base propelan kalau propelan homogen tersebut dibuat dari
nitroselulosa sebagai bahan utama dalam
komposisinya.
2) Disebut
double base propelan bila propelan homogen tersebut dibuat dengan nitroselulosa
dan nitrogliserin sebagai bahan utama dalam komposisinya.
3) Disebut
triple base propelan bila propelan homogen tersebut dibuat dengan
nitroselulosa, nitrogliserin, dan nitroguanidin sebagai bahan utama dalam
komposisinya.
b. Tipe
komposisi propelan padat, yaitu suatu jenis propelan padat yang dibuat dengan
mencampurkan bahan bakar dengan bahan pengikat lainnya dengan oksidator
ditambah berbagai macam additive.
TRINITROTOLUENA (TNT)
Preparasi
Ø Dalam industri, TNT disintesis dalam
tiga langkah. Pertama, toluena dinitrasi dengan campuran asam sulfat dan asam
nitrat untuk menghasilkan mono-nitrotoluene atau MNT. MNT dipisahkan dan
kemudian direnitrasi membentuk dinitrotoluene atau DNT. Pada tahap akhir, DNT
dinitrasi membentuk Trinitrotoluena atau TNT menggunakan campuran asam nitrat
anhidrat dan oleum.
Ø Asam nitrat habis dikonsumsi untuk
proses industri, tapi asam sulfat encer dapat digunakan kembali. Setelah
nitrasi, TNT distabilkan dengan proses yang disebut sulphitation,
di mana crude TNT diperlakukan dengan larutan sulfit dan larutan natrium untuk
menghilangkan isomer TNT dan produk reaksi yang tidak diinginkan.
Ø Air bilasan dari sulphitation dikenal
sebagai red water dan merupakan polutan yang signifikan dan
merupakan produk limbah dari pembuatan TNT.
Karakter
Explosive
ü
TNT
berbeda dengan dinamit. TNT adalah senyawa kimia yang spesifik, sementara
dinamit adalah suatu campuran nitrogliserin yang dikompresi menjadi bentuk
silinder dan dibungkus dengan kertas.
ü
Setelah
ledakan, TNT terurai sebagai berikut:
2C7H5N3O6 → 3N2 +
5H2O + 7CO + 7C
Reaksi ini eksotermik dengan energi aktivasi yang tinggi. Adanya karbon
pada produk, menyebabkan ledakan TNT memiliki penampilan jelaga. Dan karena TNT
memiliki kelebihan karbon, campuran bahan peledak yang kaya dengan senyawa
oksigen dapat menghasilkan lebih banyak energi per kilogram dari TNT saja.
Aplikasi
TNT paling umum digunakan untuk bahan peledak dan industri aplikasi
militer. Hal ini dinilai karena ketidakpekaannya terhadap shock dan gesekan,
yang mengurangi risiko ledakan disengaja. TNT meleleh pada 80°C (176°F), jauh
di bawah suhu di mana ia akan meledak secara spontan, sehingga aman bila
dikombinasikan dengan bahan peledak lain. TNT tidak menyerap atau larut dalam
air, yang memungkinkan untuk digunakan secara efektif dalam lingkungan basah.
Selain itu, cukup stabil bila dibandingkan bahan peledak tinggi lainnya.
Meskipun
TNT tersedia dalam berbagai ukuran (misalnya 250 g, 500 g, 1.000 g), namun
lebih sering ditemui dalam campuran dengan bahan peledak lain/ditambah bahan
lainnya.
NITROGLISERIN
(NG)
Kandungan utama dari bahan peledak
ini adalah nitrogliserin, nitoglikol, nitrocotton dan material selulosa.Kadang-kadang
ditambah juga ammonium atau sodiumnitrat. Nitrogliserin merupakan zat kimia
berbentuk cair yang tidak stabil dan mudah meledak, sehingga pengangkutannya
sangat beresiko tinggi.
Alfred Nobel yang pertama kali
menemukan kiieselguhr sebagai penyerap nitrogliserin yang baik dan hasil
campurannya itu dinamakan bahan peledak dinamit. Saat itu kandungan kiieselguhr
dan NG divariasikan untuk memberikan energi yang diinginkan dan keamanan dalam
pengangkutannya.
Bahan peledak ini mempunyai sifat plastis yang
konsisten (seperti lempung atau dodol), berkekuatan (strength) yang tinggi,
densitas tinggi, dan ketahanan terhadap air sangat baik, sehingga dapat
digunakan langsung pada lubang ledak yang berair. Bahan dikemas (dibungkus)
oleh kertas mengandung polyethylene
untuk mencegah penyerapan air dari udara bebas.
Adapun kelemahan bahan peledak jenis ini :
Ø Mengandung
resiko kecelakaan tinggi pada saat pembuatan di pabrik maupun pengangkutan.
Ø Sensitif
terhadap gesekan, sehingga sangatberbahaya apabila tertabrak atau tergilas
olehkendaraan.
Ø Membuat
kepala pusing.
Ø Tidak
dapat digunakan pada lokasi peledakan yang bertemperatur tinggi.
Ø Biaya
pembuatan tinggi.
ANFO
Adalah singkatan dari ammoniun
nitrat (AN) sebagai zat pengoksida dan
fuel oil (FO) sebagai bahan bakar. Setiap bahan bakar
berunsur karbon, baik berbentuk serbuk maupuncair, dapat digunakan sebagai
pencampur dengansegala keuntungan dan kerugiannya. Pada tahun1950-an di Amerika
masih menggunakan serbukbatubara sebagai bahan bakar dan sekarangsudah diganti
dengan bahan bakar minyak,khususnya solar.
Di Indonesia perusahan bahan
peledakyang sudah memproduksi ANFO (bukanhanya AN) adalah PT. Dahana denganmerk
dagang “Danfo” dan PT. Pindaddengan merk dagang “Panfo”.
PENTA
ERYTHRITOL TETRANITRATE (PETN)
Pentaeritritol tetranitrate (PETN)
sangat terkenal sebagai bahan peledak. Karena PETN merupakan salah satu bahan
peledak tinggi yang paling kuat dan dikenal dengan faktor efektivitasrelatif
dari 1,66. PETN praktis tidak larut dalam air (0,01 g/100 ml pada suhu 50 ° C),
lemah larut dalam nonpolar umum pelarut seperti hidrokarbon alifatik (seperti
bensin) atau tetrachloromethane , tetapi larut dalam beberapa pelarut organik
lainnya, terutama dalam aseton
Di lingkungan, PETN mengalami
biodegradasi . Beberapa bakteri denitrate PETN untuk trinitrat dan kemudian
dinitrate, yang kemudian lebih lanjut terdegradasi. PETN memiliki
rendahvolatilitas dan kelarutan rendah dalam air, dan karena itu memiliki
rendah bioavailabilitas untuk sebagian besar organisme. Its toksisitas relatif
rendah, dan yang transdermal penyerapan jugatampaknya menjadi rendah. Ini
merupakan ancaman bagi air organisme . Hal ini dapat terdegradasike
pentaeritritol oleh besi logam. Senyawa ini dihasilkan oleh reaksi
pentaetritiol dengankonsentrasi asam nitrat. Dalam reaksi ini, membentuk
endapan. Mentah dapat direkristalisasi dariaseton untuk memberikan kristal
processable.
C (CH2 OH)4 + 4 HNO3 → C (CH2ONO2)
4+ 4 H2O
PETN diproduksi oleh berbagai
produsen sebagai bedak tentang konsistensi garam popcorn halus,atau
bersama-sama dengan nitroselulosa dan plasticizer sebagai lembar plasticized
tipis (misalnya primasheet 1000 atau detasheet). Residu PETN mudah terdeteksi
di rambut orang menanganinya..Retensi residu tertinggi adalah pada rambut
hitam;. beberapa residu tetap ada bahkan setelah dicuci.
thanks gan infonya, berguna bangeeeeeeets, update dooong gan blognya, :)
ReplyDeletebang, maaf. ini referensi buku nya ada ga
ReplyDeleteIni dari buku Shreve Chemical Process Industries sepertinya.. soalnya lengkap sekali..
ReplyDeletewussssssss
ReplyDeleteAti"....bahaya
ReplyDeleteInfo untuk harga bahan-bahan peledak gan
ReplyDeleteMakasih gan berguna infonya. Mana tau suatu Hari nanti saya jadi militer yang make2 bom
ReplyDeletepbnp 0987mm ada engga dstu bhn nya
ReplyDeleteWah wah awah.... Kita di sini sedang diawasi CIA loh... Pada ngerti gak sih. Wkwkwk...
ReplyDelete